Dihentakan kedua kakinya dengan sekuat tenaga ke sebuah batu yang berada pada sisi tebing yang sangat terjal, menjulang tinggi sekitar seratus meter diatas tanah datar di sekitar padang rumput yang terhampar luas. Disekitar daerah itu memang terdapat banyak tebing-tebing yang menjulang tinggi. Padang yang terhapar dibawahnya cukup luas untuk dibuat komplek perkantoran. Angin kencang menghembus ke mukanya dan mulai terasa kesekujur tubuh, menggetarkan semua baju yang dikenakannya. Dia berpegangan pada satu batang besi yang jaraknya beberapa puluh meter diatas tanah. Badannya terhentak kebawah. Tubuhnya mulai merasakan sensasi yang selama ini selalu dicarinya. Aliran adrenalin terasa mengalir dari ujung kaki ke ujung kepalanya. Dia tersenyum lebar.
Badannya mulai terasa naik ke udara. Pandangannya makin luas, semakin tinggi, dia menggeser pegangan kedua tangannya kesebelah pinggir batang besi yang dia pegang. Dan gantole yang dia tunggangi pun berputar mengikuti gerak tubuhnya. Dia berusaha menukin untuk mencapai kerendahan yang cukup, untuk selanjutnya mengikuti alur bukit yang terus menanjak dengan terjal untuk mendapatkan efek yang hampir sama dengan burung elang untuk mencapai ketinggian.
Fikirannya penuh terisi dengan sensasi-sensasi yang sulit diungkapkan, semua berkelibas tanpa bekas dalam hayalnya yang terus berpacu. mukanya tanpa sadar senyum dengan lebar. Dari mulutnya keluar kata singkat “Huh… Ini saatnya.” dia berkata sambil berbisik. Tiba-tiba dalam selang waktu beberapa detik dia menarik nafas dan, dia berteriak sekencang-kencangnya. Suaranya seperti menggelegar berpencar ke semua arah. Dia berusaha berteriak untuk melepaskan segala pengat yang dirasakan dalam hatinya. Teriakan yang dikeluarkanya sangat melegakan, tetapi tanpa dia sadari, pegangannya pada besi pengaman mengendur dan gantolenya tertempa angin yang sangat kencang dari bawah, sehingga tanpa dia sadari dia tedorong keatas, pundaknya yang lolos dari penjagaan helm yang dipakainya karena posisi kepalanya yang menunduk akibat reaksi dari dorongan badannya membentur besi rangka bagian atas gantole itu. Seunduk rasa nyeri dia rasakan pada pundaknya itu, membuat fikiran dia menjadi kosong, tidak sepenuhnya sadar tentang apa yang terjadi. Gantolenya membumbung keatas dengan kesetabilan yang sangat kurang. Tiba-tiba badannya ditarik oleh gravitasi bumi dan kali ini sial lebih memihak kepadanya, reflek dari tangannya sudah hilang dikarenakan hasil benturan dia yang pertama, akhirnya kepalanya, yang lagi-lagi tidak terlindungi helm terbentur besi pegangan di depannya. Dua kali pukulan yang sangat telak dia terima dalam hitungan detik. akhirnya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dalam kondisi setengah sadar dia merasakan dirinya melayang dibawa oleh gantole yang tidak ada lagi kendali darinya. Beberapa saat kemudian dia rasakan gerakan dari gantole tersebut makin menggila. Benturan dia rasakan beberapa kali dan akhirnya dia tidak ingat apa-apa lagi.
Thursday, October 05, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment